BAB I
Pendahuluan
I.1 latar belakang 
Tidak dapat dipugkiri lagi bahwa sanya Pencemaran Udara dan Polusi Suara sangat berpengaruh bagi kesehatan mahluk hidup di dunia ini, karena pencemaran tersebut dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan komponen alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari budaya hidup berpindahpindah (nomad), kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman. Sekarang ini manusia mulai bersifat boros, konsumtif dan cenderung merusak lingkungannya.

Lingkungan mempunyai daya dukung dan daya lenting. Daya dukung berarti kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan sejumlah makhluk hidup agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar didalamnya. Daya lenting berarti kemampuan untuk pulih kembali kepada keadaan setimbang. Kegiatan manusia amat berpengaruh pada peningkatan atau penurunan daya dukung maupun daya lenting lingkungan. Manusia dapat meningkatkan daya dukung lingkungan, tetapi karena keterbatasan kemampuan dan kapasitas lingkungan, tidak mungkin terus ditingkatkan tanpa batas, sehingga manusia secara sadar ataupun tidak menyebabkan
ketidaksetimbangan atau kerusakan lingkungan.

Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara lain letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Lahar dan batu-batu besar dapat merubah bentuk muka bumi. Pencemaran akibat manusia adalah akibat dari aktivitas yang dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk
hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.
Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin bertambah pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari lingkungan. Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi kebutahan populasi yang terus meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin
berkembangnya industri, hal ini akan menimbulkan akibat antara lain:
  1. Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam maupun jumlahnya.
  2. Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan.
  3. Populasi manusia mengeluarkan limbah juga, seperti limbah rumah tangga yang dapat mencemari lingkungan.
  4. Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan sebagainya) yang dapat meracuni lingkungan.
Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran. Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat pencemaran udara, air dan tanah sudah sangat kritis. Khususnya di daerah Bandung dan sekitarnya, pernah terjadi bencana lingkungan seperti sampah, banjir dan masih banyak lagi. Dalam makalah ini akan dibahas tentang jenis-jenis pencemaran dan penyebabnya serta solusi yang ditawarkan agar kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat diminimalisisi.


I.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas kami mendapatkan beberapa rumusan masalah antara lain :
1. Apa penyebab terjadinya Pencemaran Udara ?
2. Bagaimana dampak dari Pencemaran Udara dan suara bagi manusia dan tumbuhan ?
3. Apa efek yang lebih besar dari Pencemaran Udara ?
4. Partikel dan mikroorganisme yang menyebabkan udara tercemar?
5. Cara penanggulangan pencemaran ?


I.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini agar kita sadar dan mengetahui apa itu pencemaran, bagaimana terjadinya dan bagaimana cara menanggulanginya.


i.3 Manfaat

dari penulisan makalah ini adapun manfaatnya yaitu dapat meningkatkan kepedulian manusia terhadap adanya Pencemaran Udara dan Suara, dan cara penanggulangannya.


BAB II
Landasan Teori

2.1 PENGERTIAN UDARA DAN UDARA TERCEMAR

Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan dan selalu berubah dari waktu ke waktu. Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air yang berupa uap air dan karbon dioksida. Jumlah air yang terdapat di udara bervariasi tergantung dari cuaca dan suhu (Fardiaz, 1992). Wallace and Hobbs (1977) dan Barry (1976), menyatakan bahwa udara dalam istilah meteorologi disebut dengan atmosfir. Atmosfir merupakan campuran gas3 gas yang tidak bereaksi satu dengan lainnya (innert). Menurut Rozari (1986), atmosfir terdiri dari selapis campuran gas-gas, sehingga sering tidak tertangkap oleh indera manusia kecuali apabila berbentuk cairan (uap air) dan padatan (awan dan debu). Lutgens dan Tarbuck (1982) menyatakan bahwa lapisan atmosfir mempunyai ketinggian sekitar 110 km dari permukaan tanah dan bagian terbesar berada di bawah ketinggian 25 km, karena tertahan oleh gaya gravitasi bumi. Kastiyowati , menyatakan bahwa udara mengandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara yang normal merupakan campuran gas-gas meliputi 78 % N2; 20 % O2; 0,93 % Ar ; 0,03 % CO2 dan sisanya terdiri dari neon (Ne), helium (He), metan (CH4) dan hidrogen (H2). Sebaliknya, apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan udara sudah tercemar/terpolusi. Giddings (1973) mengemukakan bahwa atmosfir pada keadaan bersih dan kering akan didominasi oleh 4 gas penyusun atmosfir, yaitu 78,09% N2; 20,95% O2; 0,93% Ar; dan 0,032% CO2; sedangkan gas-gas lainnya sangat kecil konsentrasinya. Komposisi udara kering , yaitu semua uap air telah dihilangkan dan relatif konstan. Komposisi udara kering yang bersih dikumpulkan di sekitar laut, dapat dilihat pada Tabel 1. di bawah ini.

Pada Tabel 1. dapat dilihat bahwa keempat gas penyusun (N2, O2, Ar, dan CO)sebesar 99,99 % dari volume gas kering. Nitrogen dalam keadaan murni di alam, sulit dimanfaatkan atau diserap oleh makhluk hidup. Tumbuh-tumbuhan dan hewan akan menyerap nitrogen apabila berbentuk persenyawaan. Senyawa nitrogen dalam bentuk amonia dan nitrogendioksida, dalam kadar yang sangat kecil terlarut dalam air hujan. Lebih lanjut, Kastiyowati menjelaskan bahwa akibat aktifita perubahan manusia, udara seringkali menurun kualitasnya. Perubahan kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai pencemaran udara. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya. Kemungkinan di suatu tempat dijumpai debu yang bertebaran dimana-mana dan berbahaya bagi kesehatan. Demikian juga suatu kota yang terpolusi oleh asap kendaraan bermotor atau angkutan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

Udara yang belum tercemar selain mengandung uap air, gas-gas innert juga mengandung aerosol yaitu campuran partikel-partikel padat dan cair yang sangat halus. Aerosol berupa partikel cair atau padat yang tersuspensi di dalam gas. Ukuran partikel aerosol antara 0,001 – 100 um. Partikel-partikel yang berdiameter kurang dari 2,5 um pada umumnya dianggap halus dan partikel yang berdiameter lebih besar dari 2,5 um dianggap kasar. Pada udara, selain gas juga terdapat aerosol yang terdiri dari partikel debu, abu, garam, dan asap. Jenis aerosol yang dominan di udara yang mengakibatkan pencemaran, seperti tercantum pada Tabel 2. di bawah ini.
Tabel 2. Komposisi aerosol di atmosfir bumi
Jenis aerosol Persentasi (%)
Debu 20
Abu 10
Garam 40
Asap 5
Spora, Virus dll. 25
Total 100
Sumber : Rogers dalam Harmantyo (1989)

Pada umumnya, kota-kota besar mempunyai konsentrasi aerosol yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan di lautan. Sumber aerosol ada dua macam, yaitu primer dan sekunder. Aerosol primer, yaitu aerosol yang dikeluarkan langsung dari berbagai sumber (contoh : debu yang terbawa oleh\ udara sebagai akibat adanya angin atau partikel-partikel asap yang dikeluarkan dari ceroong asap). Aerosol sekunder mengikuti pada partikel-partikel yang dihasilkan di dalam atmosfir yang mengalami reaksi-reaksi kimia dari komponenkomponen gas. Lutgens dan Tarbuck (1982) dan Fardiaz (1992) menyatakan bahwa udara tidak akan pernah bersih; beberapa gas seperti sulfur dioksida (SO2), hidrogen sulfide (H2S), dan karbon monoksida (CO) selalu dibebaskan ke udara karena senantiasa ada sumber polusi alami seperti asap dari letusan gunung berapi, spora dari tanaman, asap dari kebakaran hutan dan sampah, gas-gas yang dihasilkan oleh pembusukan sampah. Selain itu, partikel-partikel padatan atau cairan berukuran kecil dapat tersebar di udara oleh angin, letusan gunung berapi, atau gangguan alam lainnya, seperti erosi tanah. Sumber polusi selain alami, yaitu
karena adanya aktivitas manusia.
Konsentrasi CO2 di udara selalu rendah (sekitar 0,03%), banyak dijumpai di daerah pegunungan, di atas kebun, ladang tanaman yang sedang tumbuh, atau lautan. Konsentrasi yang relatif rendah ini disebabkan oleh absorbsi CO2 olehtanaman selama fotosintesis dan karena kelarutan CO2 di dalam air. Tumbuhtumbuhan dalam ekosistem berperan sebagai produsen pertama yang mengubah energi surya menjadi energi potensial untuk makhluk hidup lain dan mengubah CO2 menjadi O2, sehingga penghijauan dapat menangani krisi lingkungan di perkotaan karena dapat berperan mengrangi CO2 dan zat pencemar lainnya. Namun, tidak semua pohon tahan terhadap zat pencemar, karena zat pencemar dapat merusak perkembangan daun dan pertumbuhan tanaman. Diduga ketahanan setiap jenis tanaman dipengaruhi oleh sifat-sifat genetik antara lain morfologi daun (bentuk dan permukaan daun) dan anatomi daun ( kerapatan dan letak stomata).
Pengertian pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam udara dan atau berubahnya tatanan (komposisi) udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (KEPMEN KLH No. 02/Men-KLH/I/1988). BAPEDAL (1999), mendefinisikan bahwa pencermaran udara adalah adanya kontaminasi atmosfir oleh gas, cairan atau limbah padat serta produk samping dalam konsentrasi dan waktu sedemikian rupa yang mengakibatkan gangguan, kerugian atau memiliki potensi merugikan terhadap kesehatan dan kehidupan manusia, hewan, tumbuhtumbuhan dan benda serta menciptakan ketidak nyamanan. Selain itu, dapat membahayakan daya penglihatan dan menghasilkan bau yang tidak menyenangkan. Pengertian lain dari KLH (1987), World Bank (1978), dan Canter (1977) menyatakan bahwa pencemara udara adanya atau masuknya satu atau lebih zat pencemar atau kombinasinya di atmosfir dalam jumlah dan waktu tertentu baik yang masuk ke udara secara alami maupun aktivitas manusia, yang dapat
menimbulkan gangguan pada manusia, hewan, tumbuhan, dan terhadap harta benda atau terganggunya kenyamanan dan kenikmatan hidup dan harta benda. Pencemaran udara tidak mengenal secara tegas batas wilayah pengaruhnya, baik di kota maupun di daerah-daerah lainnya. Masalah yang ditimbulkan oleh pencemaran udara bahkan dapat meliputi ruang lingkup antar negara. Hal ini, disebabkan oleh berbagai faktor yang memengaruhi penyebaran, seperti volume bahan pencemar, geografis, topografi, dan klimatologi. Akan tetapi, Kastiyowati menyatakan bahwa pencemaran udara adalah kondisi udara yang tercemar dengan adanya bahan, zat-zat asing atau komponen lain di udara yang menyebabkan berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran udara mempengaruhi sistem kehidupan makhluk hidup seperti gangguan kesehatan, ekosistem yang berkaitan dengan manusia.
6
Jenis-jenis pencemaran udara, yaitu menurut bentuk (gas, partikel ) dan menurut tempat (ruangan /indoor dan udara bebas /outdoor) . Gangguan kesehatan : Iritansia, asfiksia, anetesia, toksis . Menurut asal : primer, sekunder. Bahan atau Zat pencemaran udara dapat berbentuk gas dan partikel :
Pencemaran udara berbentuk gas dapat dibedakan menjadi :
• Golongan belerang terdiri dari sulfur dioksida (SO2), hidrogen sulfida (H2S) dan sulfat aerosol.
• Golongan nitrogen terdiri dari nitrogen oksida (N2O), nitrogen monoksida (NO), amoniak (NH3) dan nitrogen dioksida (NO2).
• Golongan karbon terdiri dari karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), hidrokarbon .
• Golongan gas yang berbahaya terdiri dari benzen, vinyl klorida, air raksa uap.
Pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi :
• Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah.
• Bahan organik terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, Benzen.
• Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.
Pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya ada dua macam :
• Pencemaran udara bebas (Out door air pollution), sumber pencemaran udara bebas: alamiah, berasal dari letusan gunung berapi, pembusukan, dll. Kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah
tangga, asap kendaraan, dll.
• Pencemaran udara ruangan (In door air pollution), berupa pencemaran udara didalam ruangan yang berasal dari pemukiman, perkantoran ataupun gedung tinggi.
Pencemaran udara dapat pula dikelompokkan ke dalam :
• Pencemar primer. Polutan yang bentuk dan komposisinya sama dengan ketika dipancarkan, lazim disebut sebagai pencemar primer, antara lain CO, CO2, hidrokarbon, SO, nitrogen oksida, ozon serta berbagai partikel.
• Pencemar sekunder. Berbagai bahan pencemar kadangkala bereaksi satu sama lain menghasilkan jenis pencemar baru, yang justru lebih membahayakan kehidupan. Reaksi ini dapat terjadi secara otomatis ataupun dengan cara bantuan katalisator, seperti sinar matahari. Pencemar hasil reaksi disebut sebagai pencemar sekunder. Contoh pencemar sekunder adalah Ozon, formal dehida, dan Peroxy Acyl Nitrate (PAN).


BAB III
Pembahasan

Dewasa ini pencemaran udara dan polusi suara sangat perlu diperhatikan, sebab pencemaran tersebut bisa mengganggu aktifitas mahluk hidup. pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.s
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
Untuk mengetahui ada dan tidaknya pencemaran tersebut, terlebih dahulu kita harus mengetahui penyebab terjadinya pencemaran tersebut, dampak dari pencemaran tersebut, efek yang lebih besar dari [encemaran tersebut, dan cara menanggulanginya.

3.1 Penyebab terjadinya pencemaran udara
1. Kegiatan manusia
• Transportasi
• Industri
• Pembangkit listrik
• Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan bakar)
• Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
2. Sumber alami
• Gunung berapi
• Rawa-rawa
• Kebakaran hutan
• Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
3. Sumber-sumber lain
• Transportasi amonia
• Kebocoran tangki klor
• Timbulan gas metana dari lahan uruk/tempat pembuangan akhir sampah
• Uap pelarut organic

3.2 Dampak dari pencemaran udara dan suara bagi manusia dan tumbuhan
1. Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
Studi ADB memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.
2. Dampak terhadap tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis
3.3. Efek yang lebih besar dari Pencemaran Udara 
1. Hujan asam
pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:
• Mempengaruhi kualitas air permukaan
• Merusak tanaman
• Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
• Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
2. Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
• Pencairan es di kutub
• Perubahan iklim regional dan global
• Perubahan siklus hidup flora dan fauna
3. Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.

3.4 Partikel dan mikroorganisme yang menyebabkan udara tercemar ?
Udara di atmosfer sekarang ini telah mengandumg sejumlah materi partikel debu, mikroorganisme, tetesan air, butir serbuk. Polutan-polutan ini umumnya dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar industry, pembakaran pada kendaraan bermotor , dan pembakaran sampah-sampah.
Jenis pembakaran udara yang sering ditemukan adalah:
1 . KARBON MONOKSIDA (CO)
Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna , tidak berbau , dan tidak terasa. Reaksi – reaksiyang menghasilkan gas karbon monoksida antaa lain :
a. Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar atau senyawa – senyawa karbon lainya: 
2C+O2→2CO
b. Reaksi antara gas karbon dioksida dengan karbon yang terjadi pada tanur pembakar:
2CO2+C→2CO
2 . KARBON DIOKSIDA
Gas ini dihasilkan dari aktifitas pembakaran mesin kendaraan bermotor dan industry berbagai barang keperluan masyarakat. Peristiwa ini disebut dengan rumah kaca
3 . OKSIDA BELERANG 
Okida belerang tediri dari sulfur dioksida(SO2) sulfur dioksida ini berbau tajam dan tidak mudah terbakar. Secara alamiah pencemaan udara oleh sulfur dioksida berasal dari gunung berapi , pembusukan bahan organik oleh mikroba. 
4. PARTIKEL
Partikel adalah pencemaran udara yang dapat berada bersama bahan atau bentuk pencemaran lainya. Beberapa bentuk padatan dikenal dengan istilah:
a. Aeosol : tersebarnya partikel halus zat padat dengan gas 
b. Kabut( fog) : aerosol berupa air yang berada di udara 
c. ASap ( smoke): campuran antara butiran air yang berada di udara 
d. Debu(dust) : butiran yang melayang di udara karena hembusan angin
e. Fume :aerosol yang berasal dari kondensasi uap logam
f. Plume : asap yang keluar dari serobong asap industry
g. Smoge :Campuran dari SMOKE dengan FOG

Standar secara kuantitatif diatur dalam baku mutu udara ambient dab baku mutu emisi:
1. BAKU MUTU UDARA AMBIEN 
Baku udara ambien dan baku mutu udara emisi dengan pengertian sbb:
a. Bahan baku ambien adalah batas kadar yang di perbolehkan bagi zat atau bahan pencemaran terdapat di udara tetapi tidak menimbulkan gangguan terhadap mahluk hidup.
b. Baku mutu udara emisi adalah bats kadar yang diperbolehkan bagi zat atau untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara sehingga tidak mengakibatkan dilampuinya baku mutu udaa ambient

2 . BAKU MUTU EMISI
Bila emisi dikeluarkan dari suatu aktifitas tidak sesuai dengan mutu emisi, maka dilakukan pengendalian terhadap emisi > beberapa pengendalian tersebut adalah:
a. Filter udara yang berguna untuk menyaring partikel yang ikut keluar pada cerobong 
b. Pengendap silicon adalah pengendap partikel yang yang ikut dalam emisi dengan pemanpaatan gaya sentipugal dari partike yang sengaja dihembuskan .

3.5 Cara penanggulangan pencemaran 

Melihat dari beberapa penyebab dan dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tersebut, perlu kita lakukan penanggulangan. Penanggulangan pencemaran udara dan polusi suara tidak dapat dilakukan tanpa mengurangi penyebabnya. Dengan kata lain sumber-sumber penyebab pencemaran tersebutlah yang harus ditanggulangi seperti pengurangan partikel-partikel polusi dalam udara (Debu partikel Timah hitam(Pb),Benzen,Partikel polutan bersifat biologis berupa :Bakteri,jamur, virus,telur cacing.) yang di sterilkan dengan beberapa cara yaitu : 
• Membersihkan(Scrubbing)
• Menggunakan filter
• Mempergunakan Kolektor
• MekanisProgram langit biru
• Menggalakkan penanaman Tumbuhan
Kemudian dalam polusi suara dapat ditanggulangi dengan mengurangi aktifitas yang menimbukan kebisingan dan mamakai benda-benda yang memiliki frekwensi dB yang berlebih.


BAB IV
Penutup
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang di ceritakan pada bab pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada beberapa penyebab terjadinya pencemaran seperti kegiatan manusia, sumber alami dan lain-lain, yang berdampak merugikan bagi kesehatan manusia dan mahluk hidup lainnya. Disamping itu akan menimbulkan efek-efek yang sangat merugikan seperti : Hujan Asam, Efek rumah kaca, Kerusakan lapisan oson dan lain-lain. 
Maka dari itu harus ditanggulangi sejak dini, supaya tidak merusak lingkunga lebih parah lagi. Sebab lingkunga yang bersih akan menimbulkan kehidupan yang sehat,aman,dan tentram.

5.2 Saran
Berdasarkan hal tersebut diatas dapat kita ketahui bagaimana pentingnya menjaga lingkunga sekitar kita supaya terhindar dari Pencemaran Udara dan Polusi Suara, demi terciptanya lingkungan yang terbebas dari bibit penyakit. Dalam menanggulangi pencemaran tersebut harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, sehingga tidak menimbulkan akibat yang justru membahayakan bagi manusia maupun mahluk hidup lainnya. Pencemaran tersebut tidak akan pernah terjadi apabila kita menanggulanginya dengan baik dan benar.

Daftar pustaka

Arisandi.2008.Polusi.30 agustus 2009.www.ebook.com

0 comments Blogger 0 Facebook

Post a Comment

 
Kliping Sekolah! © 2013. All Rights Reserved. Share on Blogger Template Free Download. Powered by Blogger
Top